Blogger news

Kamis, 11 Desember 2014

0 Rahasia Dibalik Khasiat Kerokan Saat Masuk Angin

Rahasia Dibalik Khasiat Kerokan

                Cara tradisional yang acapkali digunakan untuk mengusir ”masuk angin” adalah kerokan. Teknik pengobatan ini sudah dikenal luas dan dipraktekan secara turun-temurun, khususnya di lingkungan masyarakat Jawa. Namun, tidak ada yang tahu persis bagaimana kerokan dapat menghilangkan masuk angin. Hanya karena khasiatnya yang terbukti “nyata”, teknik ini masih lestari hingga sekarang.

                Masyarakat umum kerap memahami kerokan sebagai cara “mengeluarkan angin” saat masuk angin. Dalam istilah kedokteran, itu disebut common cold atau sindroma angin, merupakan penyakit umum yang sering dirasakan masyarakat. Gejalanya antara lain, meriang, kepala pening, serta leher dan persendian pegal-pegal.

                Di masyarakat, terutama kalangan menengah kebawah, kerokan sudah menjadi kebiasaan untuk penyembuhan. Menggosokan atau mengerok bagian belakang tubuh dengan koin atau logam, dengan menggunakan minyak atau balsam, selain untuk menghangatkan tubuh, juga melicinkan proses kerokan, dirasakan mampu meringankan rasa pegal-pegal dan pusingnya masuk angina.

                Kenyataan ini mendorong Prof.Dr.Didik Gunawan Tamtomo, untuk melakukan penelitian tentang efek kerokan dan dijadikan sebagai tema desertasinya. Dengan desertasi yang berjudul “kajian biologi molecular pengobatan tradisional kerokan pada penanggulangan myalgia” Didik berhasil menggondol gelar Doktor di Universitas Airlanggan Surabaya.

                Penelitian ini pada dasarnya di lakukan untuk mengungkap mekanisme penurunan myalgia (nyeri otot) pada pengobatan kerokan. Keterkaitan terhadap fenomena pengobatan kerokan merupakan tradisi turun-temurun, khususnya di masyarakat jawa, menjadi alasan riset. Kerokan dipilih karena cara itu merupakan salah satu budaya leluhur yang harus dilestarikan.

Cara Kerja Kerokan

                Menurut penelitian tersebut, pada metode kerokan ternyata terjadi reaksi inflamasi . antara lain perubahan diameter Vaskular, migrasi leukosit, dan pengeluaran mediator inflamasi, mediator inflamasi yang penting adalah IL-1, C1q, C3 dan PGE 2.

                IL-1 merupakan sitokin proinflamasi  yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh, antara lain monosit, endotel, sel Langerhans kuli, dan keratinosit. Sedangkan C1Q dan C3 merupakan kemoaktraktan yang aktivasinya memerlukan kompleks antigen antibody pada jalur klasik. Disini yang berperan adalah C1Q.

                Selain mediator kimia, pada metode kerokan terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel yang akan mengekspresikan POMC ( proopiomelanokortin ). POMC merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya endorphin.

                Pada perlakuan kerokan terjadi penekanan dan peregangan secara berulang pada kulit. Peregangan itu menyebabkan bilur berwarna merah. Efek yang sering melakukan kerokan rata-rata ingin mengendurkan otot-otot yang tegang. Mereka juga ingin merasakan sensasi relaksasi pada kulit.

                Secara medis, kerokan merangsang reaksi inflamasi dibawah kulit. Reaksi inflamasi yang ditandai dengan munculnya bilur-bilur merah pada kulit mampu membersihkan sisa kulit mati dan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah lancar. Kerokan memilik efek menghilangkan nyeri melalui system endorphin sehingga menimbulkan kesegaran tubuh, reaksi kardiovaskular melalui perbaikan sirkulasi perifer, dan respon peningkatan temperature tubuh akibat refleksi inflamasi akut.

                Menurut uji laborat terhadap sampel darah responden, diketahui kadar beta endorphin (yang memproduksi zat morfin) naik drastic. Itulah yang memicu efek ketagihan bagi orang yang terbiasa menggunakan metode ini. Selain itu, meningkatnya zat morfin dari tubuh mampu membuat tubuh menjadi ringan dan rileks.

TIPS KEROKAN
KEUNTUNGAN
  • pengobatan murah dan efektif sebagai pengobatan alternative
  • Tubuh menjadi segar akibat peningkatan IL-1 C1Q, dan Beta Endorfin.
  • KadarC3 dan PGE2 justru turun yang akan memicu reaksi kardiovaskular yang ditandai kenaikan suhu tubuh antara 0,5 – 2 derajat celcius.
  • Dapat mengobati nyeri otot, nyeri kepala, demam, migraine, dan nyeri ketika menstruasi. Kerokan dapat memperlancar sirkulasi darah.


LARANGAN
  • Jangan mengerok leher bagian depan karena banyak sekali saraf kecil. Bila terlalu ditekan, seseorang bisa pingsan.
  • Setelah kerokan, sebaiknya jangan mandi dulu karena pori-pori kulit dalam keadaan terbuka. Lebih baik seka dengan Lap basah yang dicelup air hangat, lalu diperas.
  • Penderita penyakit kulit seperti panu, kurap, dilarang kerokan karena akan memperparah infeksi peradangan.
  • Penderita diabetes sebaiknya menghindari kerokan. Dikhawatirkan bila luka atau lecet, akan sulit sembuh.
  • jangan bertukar alat kerokan dengan orang lain. Sekecil apapun luka, bakal menjadi tempat masuknya virus hepatitis C atau HIV.


CARA YANG BENAR
  • Alat pengerok harus tumpul agar tidak melukai kuliy.
  • Minyak dibutuhkan, selain menghangatkan tubuh juga melicinkan proses pengerokan.
  • Bagian badan yang baik untuk dikerok adalah bagian belakang tubuh, kepala atau leher.
  • Cara yang benar adalah mengerok bagian tulang belakang secara vertical dari atas kebawah, diikuti dengan cara yang sama di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, baru dilakukan kerokan menyimpang di punggung mengikuti arah tulang rusuk.


About The Author :

Lorem ipsum dolor sit amet, pericula qualisque consequat ut qui, nam tollit equidem commune eu. Vel idque gloriatur ea, cibo eripuit ex.
Previous Page Next Page Home

Comment Policy : Lorem ipsum dolor sit amet, saepe gubergren sed id, et est posse insolens temporibus, alterum blandit offendit est et. Quando vocibus nam at. Quo malis detraxit ut, eu nulla decore mentitum, eu ferri postulant urbanitas pri. Nihil consul viderer vel ea, vel doctus accusamus gloriatur ut. Elitr iuvaret.

0 komentar:

Top